-->

Kubur Tumpang di Kompleks Makam Nagasari Bawean

Kubur Tumpang di Kompleks Makam Nagasari Bawean

Kubur Tumpang di Kompleks Makam Nagasari Bawean


Kubur Tumpang ialah suatu makam Islam yang di dalam satu liang lahat dikebumikan lebih dari satu jenazah. Penguburan dilakukan secara bersusun tumpang tindih dan pada susunan paling bawah harus dikebumikan jenazah seorang paling ahli dalam penghayatan dan pengalaman terhadap isi al Qur'an

Pada zaman Rasulullah SAW kubur tumpang ino telah dijumpai di beberapa tempat. Dan memang kubur tumpang tidak bertentangan dengan aliran Islam. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hadits rasulullah SAW berikut ini. Yang terjemahannya kurang lebih seperti ini.

1. Hadits pertama: dari seorang laki-laki sahabat Anshar menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : "katakanlah kami sekalian dan dalam jenazah itu!" Seraya Rasulullah SAW duduk dekat lubang tempat penggalian kuburan itu, serta beliau berwasiyat juga kepada penggali kuburan itu dan bersabda; "buatlah yang lebar sisi-sisi kepala itu, dan buatlah yang lebar juga pada sisi bagian sebelah menyebelah kaki itu, yang demikian seperti itu seperti terpeliharanya sebatang pohon kurma baginya (bagi si almarhum) di dalam Sorga". (Al hadis diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud)

2. Hadits kedua dari Hisyam bin Amir telah mengatakan bahwa rasulullah SAW bersikap tenang ketika terjadi perang uhud, kemudian kami semua berkata kepada beliau " ya Rasullah apakah penggalian liang lahat kubur itu untuk kita semua, juga bagi tiap tiap insan. Maka rasulullah SAW bersabda :"Galilah liang kubur itu dalam sekali cara menggalinya dan yang amat bagus, serta kemudian kuburkanlah dua jenazah dan atau tiga jenazah dalam satu liang kubur, "maka kita semua berkata: "siapakah yang dikuburkan lebih dahulu ya Rasulallah?" Setelah itu beliau bersabda :"dahulukanlah jenazah seorang yang paling banyak memahami, mengerti, menghayati dan mengamalkan al Quran dan Abi Tsalits kuburkanlah pada urutan ketiga (diatasnya) dalam satu liang kubur.

3. Hadits ketiga karena hadits muth talib bin Abdullah bahwa ketika Utsman bin Mazh'un wafat, jenazahnya dibawa keluar dan di kubur. Lalu nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada seseorang laki laki supaya mengambil batu, maka ia (laki-laki) itu akan mengangkatnya tetapi tidak terangkat lalu rasulullah SAW mendekatinya dan menyingsingkan kedua lengannya. Kata Muththalib: memberikan kabar itu kepadaku bahwa seolah olah aku melihat lengan Rasulullah SAW yang putih waktu disingsingkannya. Kemudian beliau SAW membawa batu dan meletakkannya di arah kepalanya dengan sabdanya: "Aku memberi  tanda kubur saudara-saudaraku ini dan aku akan mengubur di situ juga dari ahliku yang meninggal dunia. "Al Hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud.

Jadi Kubur tumpang terjadi dimungkinkan karena banyaknya korban yang meninggal dunia dalam suatu peperangan atau karena banyaknya kematian akibat suatu wabah penyakit suatu wabah penyakit yang sangat ganas. Selain itu kubur tumpang terjadi mungkin merupakan pelaksanaan nadzar, washiat maupun amanat.

Istilah kubur tumpang di Indonesia muncul pertama kali sekitar tahun  1970 yang dilontarkan oleh prof. Dr. Hamka untuk menerapkan hukum Islam tentang penguburan yang bersumber pada al Quran dan al Hadits Sunnah Rasulullah SAW sebagai beligandri (penengah) atas senketa tanah pemakaman akibat adanya penggusuran tanah tanah tersebut di Jakarta ketika itu.

Tetapi ternyata, sejak tahun 1825 kubur tumpang telah terdapat di Bawean, yakni di kompleks makam Nagasari, Desa Kotakusuma, kecamatan Sangkapura. Yaitu kuburan KRT (Kanjeng Rahadian Tumenggung) Panji Cokrokusumo (anak KRT Purbanegara).

Pada nisan kepala bagian dalam terdapat tulisan (khat) Arab sebanyak delapan baris. Berbahasa dan berhuruf Arab, yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut: "bahwasanya pada tanggal 29 Ramadhan 1235 Hijriyah pada malam Rabu, jam 04:00 pada waktu yang keenam puluh ini, dan sesungguhnya bagi paduka kepala Negara kita Kanjeng Rahadian Tumenggung Purba Negara (telah wafat), semoga Allah SWT memberi ampunan atas segala doaa beliau dan memberikan rahmat kepada beliu, kabulkanlah!"

Khat Arab pada nisan kaki bagian dalam terdiri atas empat belas baris berbahaya Melayu (Arab Pegon), yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut "Tahun 1285 Hijriyah, pada bulan Ramadhan yang berumur 29 Hari pada malam Rabu jam 05:00 subuh, telah wafat padukan kanjeng Rahadian Tumenggung Purbanegara, katakanlah: sesungguhnya kita semua milik Allah SWT dan sesungguhnya kita semua akan kembali kepada-Nya, ya Allah ampunilah segala dosa kami dan berilah kami sekalian rahmat, kabulkanlah."

Nisan bagian kepala menandakan adanya jenazah yang pertama yankni KRT Purbanegara (ayah KRT Panji Cokrokusumo) yang wafat pada tahun 1235 H atau 1825 M. Sedangkan pada nisan kaki menunjukkan adanya jenazah KRT Panji Cokrokusumo (anak kandung KRT Purbanegara) wafatnya tahun 1285 Hijiriyah atau tahun 1875 Masehi.

Jika diperhatikan rentangan masa wafatnya antara almarhum yang pertama (tahun 1825 M) dan yang kedua (tahun 1876 M) berarti terpaut 50 tahun. Ini dapat dijadikan suatu indikasibahwa kuburan tumpang tersebut dimungkinkan bukan terjadi karena peperangan atau wabah penyakit, melainkan dimungkinkan alasan yang ketiga yakni adanya nadzar, washiyat atau amanat diantara al marhum tersebut.

Jadi kubur tumpang atau kubur susun di pemakaman Nagasari, Desa Kotakusuma tersebut merupakan hal yang disunnahkan pelaksanaan amaliyahnya bagi setiap muslim atau muslimah pada setiap waktu, karena sesuai anjuran yang tersirat dalam kutipan Alhadis di atas. Setidaknya, tidak bertentangan dengan ajaran Islam . Berarti sejak tahun 1825 M ajaran Islam di Pulau Bawean telah terlaksana secara baik dan benar.

Baiklah segitu saja cerita tentang Kubur Tumpang di Kompleks Makam Nagasari Bawean. Jika menurut anda informasi ini bermanfaat mohon dibagikan dengan teman teman anda. Dan jangan lupa untuk membaca informasi informasi lainnya dari blog kecil ini.

Sumber: Kisah Kisah Pulau Putri, Zulfa Usman

0 Response to "Kubur Tumpang di Kompleks Makam Nagasari Bawean"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel